The Highly Sensitive Child - Game 3 Day 9

Jumat, Januari 12, 2018

 Sesuai rencana awal saya sebelum memulai tantangan game level 3 ini.
Saya ingin mengobservasi kecerdasan spiritual Syaima, lalu dilanjut dengan observasi kecerdasan emosi nya.
Jadi, sepekan kedepan saya ingin mengamati lebih teliti bagaimana kecerdasan emosi anak kami yang super sensitif ini.
Di Indonesia sendiri belum ada pengelompokan khusus untuk anak super sensitif.
Paling mentok hanya melabeli sebagai anak sensi.
Dan saya kurang suka itu.
Kalo saya baca-baca artikel asing, ada istilah khusus untuk anak berkarakter seperti Syaima.
Highly sensitive child.
Atau biasanya disingkat HSC.
Emosinya memang luar biasa peka, menurut saya ya.
Jangan tanya ketika kita sama-sama nonton film action.
Waww, MasyaaAllaah...
Dia akan teriak-teriak sejadi-jadinya.
Bukan.
Bukan karena ketakutan sama action-nya, tapi karena kasihan sama orang-orang yang terluka atau terjatuh.
Ketika dia melihat adegan anak yang memeluk ibunya, dia akan langsung lari ke Ummi dan memeluk Ummi.
Even pada kucing yang mengeong di pintu sekalipun.
Dia akan heboh sendiri dan sibuk bertanya kenapa si kucing nya, mau apa si kucing nya, apa si kucing kelaparan atau mencari ibu(kucing)nya, bla bla bla..
Ketika dia melakukan suatu 'kesalahan' walaupun saya tidak bilang bahwa itu salah, entah bagaimana dia akan menyadari bahwa itu adalah 'salah'.
Dan dia akan langsung meminta maaf pada saya.
Dan masih banyak hal-hal yang menunjukkan kepekaannya yang lain.
MasyaaAllaah..
Saya bersyukur sekali.
Meskipun dia super sensitif. Yang mana saya harus berhati-hati dan menjaga kelembutan ucapan dan sikap.
Tapi empatinya MasyaaAllaah luar biasa.
Yang itu harus saya rawat dan jaga.
Jangan sampai melukainya.
Salah satu poin yang sangat menonjol dari anak HSC adalah dia sangat ekspresif.
Mau menunjukkan emosinya, baik emosi positif mau negatif.
Untuk Syaima, dia lebih sering yang positif.
Emosi negatif juga ditunjukkan, tapi tidak lama.
Sebab dia akan langsung minta maaf karena sudah bersikap 'negatif'.
MasyaaAllaah.
Seperti ummi nih yang harus banyak-banyak sabar, belajar dan taubat.
Semoga Allaah mengampuni ummi dan memampukan ummi mendidik anak super seperti Syaima, aamiin.
Kembali ke topik.
Seperti tadi siang, ketika saya memberikan selembar worksheet untuk Syaima.
Saya mengarahkan agar Syaima mewarnai gambar pelangi di lembar itu.
Tak berapa lama kemudian, dia menunjukkan pada saya hasilnya.
Dengan SANGAT ANTUSIAS.
“Ummi.. Lihat pelangi yang cantik !“.
Ucapnya dengan ekspresif, senyum lebar dan mata berbinar, sambil menunjukkan gambar pelangi yang diwarnai merah semua :D
Saya ?
Tidak kalah ekspresif.
Tidak perlu saya tuliskan karena untuk anak normal biasanya ini termasuk lebay, hahaa.

 #tantangan_hari_ke9
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa

-------------------------------------------

Baca juga tulisan tentang Highly Sensitive Child do link berikut ini :






Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kesalahan dan terimakasih sudah berkunjung.

You Might Also Like

0 komentar