Awalnya saya merasa yakin bahwa ini lah gaya belajar Syaima.
Auditori-kinestetik.
Karena memang dua cara ini yang mendominasi.
Tapi kemudian, ternyata dia belajar dengan banyak gaya.

Yang paling menonjol adalah dengan meniru.
Entah itu meniru dengan sebelumnya melihat atau pun mendengar.
Dia cepat menirukan.

Mungkin ini yang dimaksud gaya belajar natural.
Dengan hal-hal yang nyata dan beriringan dengan fitrah nya.

Ahh, saya jadi kepo tentang gaya belajar natural.

Belajarlah seperti bernafas, nak.
Kadang kau bernafas dengan dada, kadang dengan perut, kadang dengan pernafasan diafragma.
Ada banyak cara, berbeda-beda, tapi punya satu kesamaan.
Yaitu, tidak berhenti.
Terus bernafas, terus belajar.

Apapun, dari mana pun, bagaimana pun.

InsyaAlloh ummi akan mengikuti cara mu belajar.
Mendampingi, membimbing, menjadi fasilitator terbaik mu.
InsyaAlloh.

#aliranrasa #Gamelevel4 #bunsay #iip

Ketika ia minta ditemani tidur, padahal tubuhmu sudah lelah, dan engkau tau bahwa ia bisa tidur sendiri. Lalu, rengekkannya menaikan emosi, maka tanpa terkontrol lagi, keluarlah suara tinggi, membentak, dan atau sikap yang tidak menyenangkan lainnya.

Ia pun terdiam. Kaget. Tapi, sebetulnya lebih dari itu, hati kecilnya terluka.

Ia lalu dengan patuhnya naik sendiri ke atas tempat tidur, memeluk guling, menghadap dinding, dan berusaha menenangkan hati yang terluka dan meminimalisir rasa sedih.

Sebetulnya, ia hanya ingin bersamamu. Hanya tidak tahu bagaimana memintanya dengan cara menyenangkan. Ia hanya ingin dekat denganmu, karena hanya bau tubuhmu yang memberikannya kenyamanan. Sayangnya, otak kecilnya belum cukup bersambungan untuk mengerti, bahwa.. engkau sudah letih,lelah, capek... dengan segala aktifitasmu yang dimulai bahkan sebelum matahari menunjukkan dirinya. Ia belum paham.

Maka dalam sedihnya, menghadap dinding, ia pun perlahan terlelap.

Perlahan tapi pasti, rasa sedih dan menyesal itu menyelinap perlahan kedalam hatimu. Engkau sadar, reaksimu tadi berlebihan. Teriak tadi terlalu kencang, atau apapun itu, yang membuat hati kecil buah hatimu terluka, sebetulnya tidak perlu segitunya.

Lalu, dengan dada yang penuh sesak dengan penyesalan.. engkau berbalik dan memandang tubuh dan wajah kecilnya yang sudah terlelap karena sedih tadi. Engkau ciumi wajah itu, terkadang menetes airmata tanpa terasa. Kau ciumi tangan mungil itu. Memohon maaf padanya, saat ia tidak sadar akan kehadiranmu disitu.

Sudah berapa kali seperti ini?

Akan berapa kali lagi?

Kenapa emosi susah sekali dikontrol, terutama ketika sedang letih atau mengantuk yang luar biasa? Atau ketika melihat rumah yang tak kunjung rapi? Daftar kerjaan yang seakan tidak berkurang sejak pagi?

Lalu menyesal dan mengulangi lagi.

Mungkin esok bukan milik kita lagi.
Mahluk kecil itu milik Ilahi, yang dititipkan ke tanganmu, untuk kau jaga sementara waktu. Diciptakan oleh NYA, agar ia sepenuhnya bergantung padamu diusianya yang sekecil ini.

Mengapa sulit untuk dimengerti ketika lelah melanda, bahwa ia tidak memiliki perasaan apapun terhadapmu, kecuali rasa CINTA.

Yang masih ia pelajari cara untuk mengungkapkannya dengan segala sikap, suara, bentuk dan rasa. Ia hanya ingin dekat denganmu, itu saja! Setiap waktu. Selalu.

Oleh sebab itu, jika semua perasaan lelah, letih, putus asa, ngantuk, kesel  sedang melandamu, lalu ia datang padamu dengan keinginan tubuh kecilnya yang sebetulnya tidak seberapa itu... tarik nafas, istighfar, senyum dan menunduk lah. Tatap matanya dan perhatikan keinginannya. Jika engkau belum bisa memenuhinya sekarang, senyum.. jawab baik-baik.

Insha Allah perlahan ia akan mengerti, bahwa penolakanmu bukan berarti kau tidak mencintainya, hanya penundaan sementara. Perlahan ia akan mengerti dan belajar untuk melakukan itu sendiri, tanpa bantuanmu dan pendampingamu lagi.

Perlahan.. ia akan melepaskan genggamanmu.. dan kuat bangun dan berjalan sendiri.

Perlahan..

Sabarlah wahai bunda, ingatlah rengekannya hanyalah ungkapan sayangnya padamu. Betapa ia tidak bosan mengharapmu senantiasa disisi. Sabarlah mama... ada waktunya nanti, tidur mama tidak terganggu lagi, rumah akan senantiasa bersih.

Tapi untuk sekarang mama, hadapilah tangisan, rengekkan dengan : tarikan nafas, senyum, dan merendahkan tubuhmu setara dengan pandangan matanya.. senyum dan pandanglah ia.

Buah hatimu tidak akan sekecil itu selamanya.

Smile mama.. those little angels, they only have ❤ for you.

Wina Risman

“Ummi, aku mau itu, boleh ?”

Dia betul-betul mengucapkan ini ketika meminta sesuatu.

Dulu dia minta suka-suka, tapi saya membimbingnya untuk mengucapkan kata-kata yang baik ketika meminta sesuatu.
Sekarang pun kadang dia masih teriak atau ngomong sesukanya ketika minta sesuatu.
Kadang saja, banyakkan baiknya.

Lalu, apa saya akan langsung memberikan atau membelikan ?
Atau langsung saya bilang tidak ?

Tergantung.

Biasanya saya melihat apa yang dia minta, kondisinya, dan kondisi kami.

Kalau dia minta sesuatu yang baik untuk nya atau minimal tidak merugikan, dan saya ada rizki, dan kondisinya memungkinkan untuk membelikan atau memberikan, biasanya saya belikan. Kenapa tidak ?
Make it easy.
Tidak perlu mempersulit apa yang mudah.
Percayalah, anak berada dalam kondisi fitrah.
Jangan membayangkan dia akan 'ngelunjak' seperti halnya banyak orang dewasa.
When we trust 'em, they trust us.

Ketika tidak ada rizki atau sedang berhemat, saya sampaikan yang sebenarnya kepadanya. Bahwa sekarang ummi tidak bawa uang, atau ummi sedang berhemat, atau uang ummi tinggal sedikit.

Kalau yang dia minta itu sesuatu yang kurang baik, saya sampaikan bahwa itu tidak baik.
Alasan kenapa itu tidak baik.
Dan saya tawarkan opsi lain yang lebih baik.
Misalnya ketika Syaima minta beli es warna-warni yang, hmm.. Penuh pemanis, pewarna, perasa dan pengawet buatan.
Saya katakan padanya bahwa ini tidak baik untuk anak kecil, lalu saya tawarkan es krim atau jus.

Dan lain sebagainya.

Saya berkomitmen untuk tidak berbohong dalam mendidiknya meskipun itu hal kecil.
Seperti, nanti saja kita beli di sana, padahal engga.
No, Big No.

Ketika kita menyampaikan pada anak alasan yang sebenarnya, maka anak akan memahaminya.
Bukan 'paham' dalam persepsi orang dewasa, sih.
Tapi entah bagaimana, dia akan paham dan maklum. Tidak akan memaksa dituruti.
Itu yang selama ini saya temukan pada Syaima.

Dari situ, saya berkomitmen untuk terus menjaga kejujuran, keterbukaan dan memberi teladan yang baik untuk nya.

Belajar terus, terus belajar.

#Belajardarianak

Kalau diperhatikan, Syaima ini tipikal on stage.
Ini istilah saya saja.

Jadi.

Syaima tidak biasa main hape.
Saya sengaja membuatnya tidak akrab dengan hape.
Ketika anak lain seusianya sudah mahir klak-klik hape atau menjelajah youtube, tidak dengan Syaima.

Ada waktunya dia meminjam hape.
Biasanya dia akan izin dulu sambil malu-malu.
“Ummi, apa aku boleh pinjam ?”, sambil melirik hape.

Atau, “Ummi, apa aku boleh foto-foto ?”

Ya,
ketika meminjam hape ummi, biasanya dia memang memotret sesuatu.
Atau dia akan merekam dirinya sendiri sedang beraksi. Entah nyanyi, bersikap seperti presenter, dialog sendiri, dan lain sebagainya.
Atau dia akan mengedit foto hasil jepretannya.

Yah sekitar itu saja area yang saya izinkan untuk dijelajah di hape.
Satu lagi, kadang dia ingin kirim pesan di grup Whatsapp keluarga kami.
Biasanya saya izinkan asal data dalam mode off.
Dan karena dia sudah paham bahwa hanya boleh membuka grup keluarga saja, tidak dengan chat lainnya.

Kembali lagi ke tipikal 'on stage'.

Syaima suka sekali berakting sebagai presenter atau kadang seakan sedang mempresentasikan sesuatu.

Dia memegang barang, menunjukkan nya sambil dia ngomooong panjang lebar.
Ini sering banget. Hampir setiap hari.

Kadang, ketika saya sedang mengisi kegiatan dan dia ikutan, dia akan berdiri di samping saya dan ikut-ikutan bicara.
Saya ngomong apa, dia pun sibuk ngomong seperti sedang menjelaskan sesuatu.
Apalagi kalo dia punya mikrofon sendiri. Hmm...

Kalaupun tidak ada kamera yang bisa dia gunakan untuk merekam aksinya, dia suka menggunakan cermin.

Jadi, saya punya cermin lipat. Dan sekarang status nya bukan cermin saya lagi, tapi cermin Syaima.
Ahaha..
Dan dengan cermin lipat itu, dia biasanya ngaca sambil beraksi.
Beraksi sebagai apa saja.
Dan tentu saja, sambil bicara panjang kali lebar kali tinggi.

Tapi saya tidak pernah melabelinya sebagai anak cerewet.

Mungkin memang dia narsis, atau mungkin memang dia tipe on stage person.

Atau, kalo ummi bilang sih, dia pemberani.
Dia bukan hanya suka ngomong, tapi juga berani ngomong.

#harike13
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

“Ummi, ayo lihat sini.”

“Ada apa sayang ?”

“Aku menggambar seseorang.”

“Wahh... Siapa itu ?”

Syaima menunjukkan gambar nya di whiteboard.

Ceritanya gambar orang. Ada lima orang.
Dia menyebut siapa masing-masing itu.
Lima orang itu adalah Syaima, Abi, Ummi, Mbah Mama dan Lilik.

Dia suka mencoret-coret.

Mencoret di tembok. Sekarang tembok kami penuh dengan grafiti karya Syaima.
Mencoret di whiteboard tentunya.
Mencoret di lantai, di buku belajar ummi, di buku catatan dapur ummi, di sketchbook ummi, di buku harian ummi.
Bahkan buku gambarnya pun cepat sekali penuh.
Belakangan ini akhirnya saya nyetok kertas HVS.
Selain untuk keperluan print-mengeprint, juga untuk corat-coret syaima.

Dia tidak begitu suka mewarnai, tapi dia suka sekali mencoret.

Pertama kali dia mulai menggambar orang pernah saya post gambarnya di postingan yang lalu.

Gambarnya lucu. Saya masih dibuat kagum saat itu.
Saya sama sekali tidak mengira dia akan bisa berimajinasi memperkirakan bagaimana bentuk sesuatu lalu menirukannya.

Sampai sekarang pun saya masih dibuat bertahmid.
Karena gambarnya terus berkembang.

Mulai ada mata.
Lalu mulai ada senyum.
Lalu mulai ada rambut.
Mulai ada kaki.
Dan terus berkembang.

Walaupun setelah menggambar kemudian dihapus, karena suami tidak berkenan pada gambar makhluk bernyawa, tapi rasa itu masih bisa saya rasakan.

MasyaaAllaah. AlhamduliLLaah.

#harike12
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Hari ini saya ingin menuliskan nyanyian yang biasa dinyanyikan Syaima saat circle time di sekolah.

Dia bernyanyi sambil mengenal nama jari dan berhitung.
-------

Aku ibu jari
Aku ibu jari
Yang ini
Yang ini
Apakah kabar mu ?
Baik-baik saja
Sembunyi,
Sembunyi..

Aku jari telunjuk
Aku jari telunjuk
Yang ini
Yang ini
Apakah kabar mu ?
Baik-baik saja
Sembunyi,
Sembunyi..

Aku jari tengah
Aku jari tengah
Yang ini
Yang ini
Apakah kabar mu ?
Baik-baik saja
Sembunyi,
Sembunyi..

Aku jari manis
Aku jari manis
Yang ini
Yang ini
Apakah kabar mu ?
Baik-baik saja
Sembunyi,
Sembunyi..

Aku jari kelingking
Aku jari kelingking
Yang ini
Yang ini
Apakah kabar mu ?
Baik-baik saja
Sembunyi,
Sembunyi..

-------

Satu lagi lagu jari sambil belajar berhitung.

-------

Satu jari kanan, satu jari kiri

Ku gabung menjadi 2 ku buat jembatan, panjang

Dua jari kanan, dua jari kiri

Ku gabung menjadi 4 ku buat kamera, cekrek

Tiga jari kanan, tiga jari kiri

Ku gabung menjadi 6 ku buat menara, tinggi

Empat jari kanan, empat jari kiri

Ku gabung menjadi 8 ku buat telinga, kelinci

Lima jari kanan, lima jari kiri

Ku gabung menjadi 10 lalu tepuk tangan.

-------

Kedua lagu diatas dinyanyikan sambil memperagakan gerakan jari-jari.

Syaima sangat menyukainya.

Dia sudah bisa memperagakan angka 1 sampai 5.

Juga menunjukkan satu per satu jari-jemarinya. Kecuali jari tengah dan jari manis masih belum bisa.

#harike11
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

 Syaima suka sekali menggunting.
Dia belum lama belajar menggunting.
Dia mulai belajar menggunting sejak awal januari.
Baru sekitar satu bulan.
Tapi dia sudah menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan.

Berawal dari menggunting pendek.
Lalu naik tingkat menggunting lurus.
Lalu menggunting dua arah.
Sekarang syaima sudah mulai menggunting lengkungan.

Syaima selalu saya beri gunting asli.
Bukan gunting mainan atau gunting kertas.
Sejak pertama sudah saya beri gunting besi.

Kalau tadinya saya berkan lembar khusus untuk menggunting.
Lembar printable dengan pola guntingan.
Sekarang dia sudah mulai menggunting tanpa pola.
Seperti sekarang ini.
Ini adalah katalog sepeda milik Abi.
Karena saya sudah mengizinkannya untuk dipotong-potong, jadilah seperti ini.

#harike10
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Sekarang ini dia sedang membaca sebuah buku.
Tentu saja membaca dengan cerita versinya sendiri.

Dalam satu hari dia bisa membaca banyak buku, bahkan hampir semua bukunya.

Biasanya dia membaca sendiri.
Dia belum bisa membaca dalam arti sebenarnya.
Tapi dia sudah terbiasa dengan buku sejak bayi.
Jadi walaupun belum bisa ABC, dia tetap bisa membaca buku :D

Biasanya saat awal membeli buku, saya atau suami akan lebih dahulu membacakan ceritanya.
Setelah itu biasanya dia merekam dan mengingat dengan runut cerita yang pernah kami sampaikan.

Saya sendiri tidak pernah membacakan buku berdasarkan teks yang ada pada buku.
Saya selalu mengarang cerita saya sendiri berdasarkan gambar yang ditampilkan pada setiap halaman.
Menjelaskan satu per satu setiap elemen gambar di masing-masing halaman.

Jadi sekarang pun syaima ikut suka ngarang cerita dari gambar yang ada di buku.

Tapi sekarang dia sudah mulai tertarik pada tulisan.
Sekarang ini dia selalu menunjuk tulisan ketika sedang "membaca".

#harike9
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Syaima masih berada pada masa belajar dengan bergerak.

Bergerak melakukan banyak hal.
Bereksplorasi, membongkar, menyusun, menirukan dan lain sebagainya.

Seperti kali ini, Syaima belajar memasak lauknya sendiri.
Menggoreng ayam.
Dia menggunakan kursi nya untuk bisa menjangkau meja kompor.
Saya memperlihatkan bagaimana memasukkan ayam ke dalam minyak di wajan.
Berlatih menggunakan spatula.
Berlatih membalik masakan.
Berlatih membiasakan diri di area memasak yang panas.

Selain itu dia juga membuat susu nya sendiri.
Saya hanya menyiapkan gelas, sendok dan susu dalam jangkauan nya.

Dia sudah paham keran dispenser.
Mana yang aur panas, mana yang air dingin.
Dia juga sudah terbiasa mengambil minum sendiri.

Dia pun sudah paham bahwa pisau itu berbahaya, kompor menggunakan api dan api itu berbahaya, minyak di wajan itu panas dan lain lain.

Jadi saya cukup tenang ketika dia beraksi di dapur.
Meskipun begitu, saya tetap ada di sekitar mengawasinya.

Learn through move.

#harike8
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Dia Suka Bergerak - Mengamati Gaya Belajar Anak

Baik di sekolah ataupun di rumah, dia suka bergerak.
Dia tidak tahan duduk manis terlalu lama.

Kebetulan hari ini jadwalnya olah raga.
Bunda guru juga memutar musik senam di saat istirahat.
Jadilah anak-anak riuh berlari-lari di dalam kelas.
Syaima salah satu pelopornya. Hihii..

Saya suka mengajaknya beraktivitas bersama.
Ketika saya sedang mencuci, memasak, menyapu dan pekerjaan rumah lainnya.
Saya suka mengajaknya.
Ini efektif untuk menghindarkan anak dari 'kotak ajaib'.

'Kotak ajaib' means sesuatu yang berhenti kotak, bisa bersuara, bisa menampilkan gambar dan melakukan hal-hal 'ajaib' lainnya.
Biasanya mereka menyebutnya gadget.

Di dalam rumah pun dia suka bersepeda. Karena memang kami mengkondisikan agar dia lebih sering beraktivitas di dalam rumah.

Kali ini dia berperan sebagai penjual pizza.

“Biboz.. Biboz..!” teriaknya sambil mengayuh sepeda keliling rumah.

*PizzaHut Big Box

#harike7
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Hari ini saya memperhatikan lagi bagaimana Syaima mewarnai.

Sudah sejak lama saya memperhatikannya, tapi saya belum menemukan 'sesuatu'.
Dan belakangan ini baru saya menyadari satu hal.
Dia tidak rapi dalam mewarnai.

Bukan karena dia tidak bisa. Tapi karena memang dia seperti itu.
Dia tidak tertarik pada detail.

Dia mewarnai sesuka hati tanpa memperhatikan 'apa kata orang'.

Sering saya menemukan anak-anak yang suka sekali mewarnai.
Sampai banyak jenis buku mewarnai yang dijual di pasaran dari harga dua ribu rupiah sampe puluhan ribu.
Anak-anak itu mewarnai dengan antusias dan detail.
Tapi tidak dengan Syaima.

Saya perhatikan justru dia tidak begitu suka mewarnai.
Dan perkembangan kerapian nya dalam mewarnai pun tidak begitu signifikan.
Masih saja acak-acakan.
Setidaknya, sekarang sudah tidak melewati garis.

Padahal dia adalah fighter.
Sekali dia belajar (dalam banyak hal), lalu berlatih beberapa kali saja dia biasanya akan menunjukkan kemajuan memuaskan.
Tapi kenapa yang satu ini tidak ?
Saya terus bertanya.

Bahkan sampai saya beberapa kali membelikan krayon dan pensil warna.
Habis, beli, habis, beli.
Tapi masih kurang memuaskan juga.

Sampai saya secara khusus menyiapkan beraneka coloring sheets.
Dan meluangkan waktu untuk mewarnai bersama.
Yang ada malah saya yang mewarnai dan dia beralih memegang aktivitas lain.

Saya sempat mengkhawatirkan ini.
:D

Makin kesini, saya sadar.
Dia memang seperti itu.
Tidak ada yang salah dengan itu.

It's just not 'her-thing'.

Ingat lagi quote
“jangan meratakan lembah, tapi tinggikan gunung”.

#harike6
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Sehari bersamanya serasa kurang waktu ini.
Banyaaak sekali hal-hal menakjubkan yang membuat Ummi terus teringat kebesaran Allaah.

Bukan sekedar lucu dan menggemaskan, tapi ada banyak hal yang we're already know tapi sering kita abaikan.
Kita harus belajar lagi, mengulang lagi dan mengulang lagi.
Walaupun itu 'dicontohkan' oleh anak kita.
Jujur saja, banyak dari kita yang justru belajar dari anak, iya kan..
Saya pun begitu.

Seperti sehari bersama Syaima kali ini.
Sengaja saya merekam beberapa momen 'jleb' yang jadi pengingat untuk diri saya sendiri.

“Ummi, aku saja, ummi jangan pegang.”

Hhhmphh.. Okey..

“Ummi siapa yang simpan ini di sini. Ayo kita kembalikan.”

Dia mengambil botol shampo dari rak pewangi ruangan.
Padahal rak ini posisinya paling belakang, sementara rak shampo ada di baris paling depan. Ohh..

Jangan tanya ya, sudah pasti saya pengennya bilang 'biarin aja lah nak'.

Tapi...

Tanya hati, apa itu berarti kita mengajarkan anak untuk abai ? Hhmm..

“Okey, ayok kita kembalikan.”

Dia 'ngomel' sendiri tentang siapa yang menyimpan barang yang tidak pada tempatnya.

Saya membiarkannya jalan di depan sambil menunjukkan dimana posisi rak shampo.
Sesampainya di rak shampo, saya biarkan dia mencari kelompok shampo yang dia temukan sambil memberikan sedikit clue.

Dia bisa bermain peran dengan barang apa saja, hihii.

Pic menyusul.

Syaima suka mendengarkan. Biasanya yang suka mendongeng adalah Abi.
Abi bisa mendongeng asal jadi, alias tokoh apa saja bisa dirangkai menjadi sebuah cerita.
Ummi ?
Ummi juga suka mendongengkan cerita buat Syaima.
Tapiii...
Entah kenapa setiap mendongeng yang ada ummi jadi ngantuk sendiri.
Ujung-ujungnya cerita ummi jadi ngaco karena ceritanya bercampur dengan mimpi yang berkelebat. Hahaha...
Mungkin diam-diam kadang Syaima kebingungan dengan cerita ummi. Hihii..

Tapi, ada aktivitas sebelum tidur yang lebih kami sukai daripada sekedar mendongeng.
Yaitu membacakan surat Al-Mulk.
Seperti sekarang ini.

Sering nya sih Abi yang membacakannya. Karena bacaan amAbi lebih baik dan lebih bagus daripada Ummi.

Ummi lebih sering melantunkan Juz 'amma sampai Syaima tertidur.
Kadang setelah tidur dilanjutkan dengan memperdengarkan murotal mp3 yang diletakkan didekat bantalnya.

Pokoknya ummi ingin hatinya dipeluk Allaah dengan Al-Qur'an.

Walaupun tipe Auditory ini cukup menantang buat saya yang bertipe visual, alhamduliLLaah semoga Allaah selalu menolong kami mendidiknya dengan cara yang membahagiakan nya.

#harike4
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Usai isya adalah jadwal Bayi Imut untuk membaca buku.
Rutinitas ini sudah cukup lama kami terapkan, agar dia terbiasa dan menjadikan membaca sebagai bagian dari harinya.

"Sayang mau baca buku apa ?"

“Aku mau baca ini, ya Ummi..”

“Oke...”

Sesaat kemudian saya menuju ke dapur sebentar untuk menyiapkan makan malam.
Tidak berapa lama, si Bayi Imut memboyong satu set bukunya ke dekat dapur.

Dia mulai membaca seperti biasanya, aloud.

Sambil menuturkan cerita dengan suara keras, dia menunjuk tulisan yang ada di buku.
(Bukunya hanya bertulis satu atau dua kalimat per halaman).

Cerita yang dia tuturkan berasal dari cerita yang sebelumnya kami bacakan.
Dia pandai mengingat cerita.
Dia pandai menceritakan ulang dengan runut.

Sambil bercerita dengan lancar dan menunjuk tulisan, dia terlihat benar-benar sudah bisa membaca.

:D

Setelah habis beberapa buku, dia mulai berganti kegiatan.
Buku-buku itu dia susun berbaris.
Lalu dia mulai bermain peran.
Seolah buku ini adalah sosok A, buku itu adalah sosok B, dan seterusnya.

Hihii..

#harike3
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

Kumpulan pensil warna ini, bukan hanya sekedar pensil warna jika berada di tangan Bayi Imut.

Usai mewarnai (yang hanya sebagian gambar saja, itu pun tidak rapi), biasanya si Bayi imut akan memainkan pensil warna.
Memberi mereka masing-masing peran.
Lalu dia akan memainkan dialog sambil menggerakkan-gerakkan pensil yang sedang 'berbicara'.

Dia berdialog sendiri. Bergantian memainkan peran sendiri. Dan bergantian mengubah nada sesuai dengan peran yang sedang dimainkan.

Tadinya saya khawatir takut dia tidak bisa bermain dalam tim.
Tapi ternyata di sekolah dia bisa membaur tanpa canggung atau malu-malu.

Kombinasi antara HSC dengan Auditory-Kinestetik.
MasyaaAllaah 💖

#harike2
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP

 Dia pandai bicara, walaupun belum fasih.
Bicaranya banyaaak sekali.
AlhamduliLLaah.
Dia suka baca buku, read aloud.
Dia suka presentasi.
Dia suka mendengarkan ummi bercerita.
Dia suka dibacakan buku.
Dia suka mendengarkan murotal sambil move around the house.
Ummi tidak boleh ikut-ikutan menirukan suaranya.
Ummi tidak boleh ikut bersuara ketika dia sedang bernyanyi.

Dia suka lompat-lompat.
Dia suka outbound walapun jadi peserta paling kecil.
Dia suka main di halaman sekolah yang sering membuat ummi deg deg ser.
Dia cepat menirukan suatu lantunan,
baik itu bacaan murotal, nyanyian di sekolah, lagu di iklan tv, atau apapun.
Ohh, ummi harus sangat berhati-hati dengan suara di sekitar yang mungkin kamu dengar.

Dia tidak mau fokus terlalu lama.
Dia suka senam di sekolah.
Tapi dia tidak begitu suka menulis sambil duduk manis agak lama.
Dia suka menulis di papan tulis dan tembok,
karena bisa sambil berjalan kesana-kemari atau lari-lari.

Dan masih banyak yang lainnya.

We will learn together ya nak.

Semoga Ummi bisa membimbing mu belajar dengan cara mu 💝

#harike1
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KelasBunsayIIP