Talbinah, Warteg, Worksheet : Hari Ahad Ngapain ?
Senin, Januari 15, 2018Pagi-pagi, karena saya masih haid, saya bangun agak siang.
Iya, saya bukan tipe ibu rumah tangga idaman banget.
Buka mata, cuci muka, lalu mulai beraksi.
Saya membuatkan segelas madu dingin untuk suami tercinta.
Kemudian berlanjut menyiapkan sarapan Talbinah untuk suami dan bayi imut.
Tau Talbinah ? Pernah dengar ? Pernah lihat ? Atau malah suka ?
Kemasannya seperti ini.
Yang saya tahu di Indonesia baru ada merk ini, belum pernah ketemu merk yang lain.
Isinya serbuk, seperti serbuk bubur lainnya.
Tapi karena ini adalah gandum, jadi terasa lebih kasar.
Dan saya lebih suka ini dari pada bubur yang terlalu lembut.
Cara membuatnya agak berbeda dengan bubur biasanya.
• Cairkan serbuk bubur dengan sedikit air dingin, sampai basah saja, tidak perlu sampe encer.
• Panaskan sedikit air, disesuaikan dengan jumlah serbuknya, jangan terlalu banyak air.
• Bisa ditambahkan gula sesuai selera, karena ini plain, tanpa rasa.
• setelah air mendidih, masukan adonan bubur di step pertama.
• Aduk-aduk terus sampai mengental.
• Setelah mengental, matikan kompor.
• Tuang ke piring/mangkok
• Ready to serve 🍲
Talbinah adalah bubur gandum.
Rasanya ya seperti bubur gandum biasanya. Dan seperti bubur bayi juga.
Tapi kalo dibuat agak kental cenderung keras, malah lebih enak menurut saya.
Terdapat hadist pada kemasannya.
Saya membelinya di toko herbal dekat rumah.
Harga nya sekitar 40-ribuan.
Tapi saya dapatnya sekitar 28 ribu, hehee..
Usai menyiapkan sarapan, saya menyeduh kopi.
Lalu membiarkannya dingin, untuk kemudian ditambah es.
Es kopi adalah sesuatu, semacam mood booster atau sekedar favorit saja sih.
Pokoknya suka 💖
Saya tidak menyiapkan makan untuk sarapan ?
Tidak.
Sarapan kami sesederhana itu.
Usai sarapan kami biasanya ngobrol santai, kadang juga diskusi tentang sesuatu.
Sambil tiduran di kasur tentunya.
Sekitar jam sepuluh kami berkemas, daya ingin mencari tinta printer.
Saat keluar rumah, langit gelap mendung. Tidak berapa lama kemudian gerimis mulai turun.
Kami langsung putar arah, ngebut dari kejaran hujan.
“Mau makan apa ?”
“Gado-gado ya”
“Gado-gado lagi ?”
Hihii, semalam kami sudah makan gado-gado.
Memilih 'makan apa' adalah sesuatu yang ga begitu penting untuk saya, karena saya pemakan segala -yang halal dong ya-.
Ngga masak ? Engga.
Ngga nyuci ? Engga.
Weekend adalah family time.
Yang artinya, waktu dihabiskan bersama-sama sepanjang masa hari.
Kalaupun masak, ya kami belanja dan masak bersama.
Akhirnya mendarat di warteg. Beli beberapa bungkus lauk.
Dan melihat situasi sepertinya tidak jadi hujan, kami memutuskan melanjutkan perjalanan mencari tinta.
Belum lama berkendara di jalan utama, hujan mulai mengejar -lagi-.
Ahahahahaa..
Akhirnya kami pun putar balik lagi.
Sampai di dekat perumahan, lagi-lagi hujan mereda.
Hhmmm.. Mungkin memang di sini saja yang belum kejatah hujan.
Di perjalanan pulang, kami mampir membeli buah. Dibungkuslah tiga ikat rambutan dan dua buah naga.
Tidak bertahan lama.
Sampai rumah langsung diserbu. Dan habis oleh kami bertiga, manusia/manusia buah.
Hehee
Sepanjang siang saya menemani Syaima 'sibuk' di kamar mainnya. Jangan tanya kondisinya kaya apa. Bersepah-sepah seperti biasa. Yang penting dia 'terpenuhi' dan seneng.
Malamnya kami melihat laga Indonesia vs Iceland.
Di tengah break, saya ajak Pak Su photocopy worksheet.
Worksheet bejibun yang saya siapkan untuk aktifitas Syaima.
Kebanyakan adalah tracing, menggunting dan mewarnai.
Tidak, saya tidak menyuruhnya 'ngerjain PR' macam ini.
Tapi memang anaknya suka.
Pertama kali ketika saya mencetak (print) worksheet ini, saya katakan padanya “Ini buat belajar Syaima ”.
“Yeay !”
Dan dia sangat antusias.
Jadi ketika dia sudah cape playing aroung the house, biasanya dia akan duduk manis dan sibuk sendiri.
Seperti Ummi, tangan kita sama-sama ga betah diem.
Baiklah, cukup sekian dulu cerita ngalor-ngidulnya.
Masih banyak kegiatan di hari ahad dan ahad-ahad lainnya.
0 komentar