“Ummi, sudah adzan...!”

Seru Syaima setiap kali mendengar adzan berkumandang.
Atau.

“Abi ! Sudah adzan, waktu sholat di masjid bersama bapak-bapak.”

=======

Atau seperti sore ini.

“Ummi, sudah adzan lagi.”

“Iya, waktunya kita sholat. Kita berjumpa pada Allaah.”

“Kita sholat subuh ya ?”

“Bukan sayang, sholat ashar.”

“Owh, ashar ya...”

=======

“Ummi, kenapa Abinya belum sholat ?”, tanya Syaima usai kami sholat ashar.

“Abi sudah sholat sayang”

“Oh sudah ya. Sholat di masjid bekerja bersama bapak-bapak ya ? Abi sedang mencari rizki ya ?”

:)

=======

“Ummi, berdoa dulu”, ucapnya ketika kami hendak masuk ke kamar mandi.

“Allaahumma inni a'udzubika minal khubutsi wal khobaits, aamiin”.
Dia melafalkan doa dengan logatnya yang lucu.

Hmm.. Ummi kan jadi malu.

=======

"BismiLLaah", ucap Syaima ketika Ummi memencet tombol start pada printer saat hendak mencetak worksheetnya.

Saya tidak mengajarinya secara langsung.
hanya saja saya sering mengucapkannya dengan vokal.
Setidaknya agar Syaima mendengar.

Seperti halnya ketika dia mendengar Ummi atau Abi bersin.

“AlhamduliLLaah”, dia akan mengucapkannya sambil tertawa terkekeh.

=======

Begitulah salah satu cara kami membiasakan kebaikan padanya.

Membiasakan.

Meneladani.

Artinya adalah,
Ummi dan Abi harus terus belajar memperbaiki diri agar Syaima bisa meniru dan membiasakan hal baik without orders and commands.
 

 #tantangan_hari_ke6
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa