Aku Cinta Al-Qur'an - Game 3 Day 7

Rabu, Januari 10, 2018

 

Menghafal di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu

Pikiran anak yang masih kecil lebih jernih dibandingkan pikiran orang tua, karena permasalahan dan kesibukannya lebih sedikit. Oleh karena itu, mengambil kesempatan emas di usia muda untuk menghafal Al-Quran merupakan faktor penting untuk mengekalkan hafalan Al-Quran di dalam ingatan.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasalam bersabda :
“Hafalan anak kecil bagaikan mengukir di atas batu, dan hafalan seorang anak dewasa bagaikan menulis di atas air.”
(HR. Imam ad-Dailami, dalam Musnadul Firdaus no. 2735)

Imam Ibnu Majah meriwayatkan dengan sanadnya (sampai) kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam beliau bersabda:
“Barang siapa yang menghafal Al-Quran sebelum ia baligh, maka ia termasuk orang yang di beri ilmu sejak masih kecil.”
(HR. Imam Al-Baihaqi, dalam Syu'abul Iman, IV/507)

Orang yang melantunkan Al-Quran semenjak kecil membuat Al-Quran itu mendarah daging dalam dirinya. Sebab, ia menerima Al-Quran sejak usia dini, yaitu ketika ia masih berada dalam tahap pertumbuhan dan proses penyempurnaan akal. Bacaan Al-Quran yang di tanamkan pada usia ini akan kuat bertahan lama di dalam dada, seiring pertumbuhan badan dan akal secara bersamaan. Sehingga, bacaan Al-Quran itu pun mendarah daging dalam dirinya.

Imam Al-Bukhori meriwayatkan di dalam At-Taariikhul Kabiir, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam bersabda:
“Barang siapa yang mempelajari Al-Quran di usia muda, maka Allah akan menyatukan Al-Quran dengan daging dan darahnya.”

Usia yang paling ideal untuk menghafal Al-Quran umumnya dimulai sejak usia lima tahun. Terkadang, ada juga anak-anak yang sudah menghafal Al-Quran sejak berusia empat tahun, dan mereka berhasil menghafalnya.
Adapun usia di bawah itu, kemungkinan kita hanya dapat mengarahkan perhatiannya pada huruf-huruf Arab dengan di sertai gambar-gambar. Semakin besar bentuk huruf dan gambar yang digunakan, hasilnya akan semakin baik.
Boleh juga mengajarkan Al-Quran kepada anak seusia mereka dengan cara memperdengarkannya. Sebab, anak kecil dapat mengingat segala ucapan yang didiktekan kepadanya. Dengan syarat, hal itu dilakukan dengan metode penyampaian yang sesuai dengan akal dan usia mereka. Misalnya, dengan menggunakan alat perekam yang dapat diputar berulang-ulang dan lain sebagainya.
Saya menyarankan agar kedua orang tua memulainya dengan membacakan surat-surat pendek kepada mereka saat mereka masih berusia tiga tahun, dan terus membacakannya berulang-ulang setiap hari. Kemudian, mintalah ia membacakan surat yang telah dihafalnya di hadapan orang lain untuk lebih memotivasinya menghafal dan menghilangkan rasa takut dan grogi pada dirinya.
Kita semua memerhatikan bahwa anak-anak kecil ternyata dapat menghafal semua cerita dan kisah-kisah yang ada di dalam sebuah majalah. Semua itu, tidak diragukan lagi, akan menempati suatu bagian di dalam memorinya dan menyibukkan pikirannya.
Maka, apabila kita mengarahkan anak-anak untuk menghafal Al-Quran sejak usia dini, berarti kita telah menyibukkan ingatannya dengan suatu hal yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya sendiri. Seperti kemahiran dalam membaca, kefasihan dalam mengucapkan, dan lain sebagainya. Lagi pula, hal itu dapat merangsang perkembangan daya nalar otaknya semenjak dini. Metode ini telah teruji secara nyata.
Catatan :Apabila Anda membaca tentang hal ini tatkala Anda telah melampaui usia tersebut, maka Anda jangan mengatakan: “Wah, saya telah ketinggalan kereta”.
“Sebab, siapa saja yang memiliki keinginan untuk menghafal Al-Quran dan semangat yang tinggi, niscaya dia dapat menghafalnya jika ia menetapkan suatu target di hadapannya. Yakni, target bahwa ia harus mampu menghafalnya.”
Saya banyak mengenal para ikhwan yang mampu menghafal seluruh Al-Quran setelah mereka berusia lebih dari empat puluh.
Sumber :
Kaifa Tahfadzul Quran Al-Karim ( Cara Mudah dan Cepat Menghafal Al-Quran )
(Dr. Yahya Al Ghautsani, Pakar pendidikan Al Qur’an)
Via LTI Channel & panjimas.com

➖➖➖➖

Diawali dengan Abi yang mendownload murotal Juz  'Amma dengan video animasi kereta.
Karena Syaima memang suka sekali kereta.
Awalnya saya tidak setuju. Karena saya termasuk orang tua penganut paham 'anti-gadget-di-usia-dini'.
Lalu bismiLLaah, manut sama Pak Su liLLaah.
Jadi saya memperbolehkan syaima bermain hape untuk melihat video itu saja.
Itu pun saya melakukan perjanjian dengannya setiap kali sebelum memberi izin nonton video.
AlhamduliLLaah Syaima suka. Dan tidak butuh waktu lama untuk kemudian mulai hafal juz 'amma.
Tentu saja belum tartil, karena huruf hijaiyah pun belum paham.
Setidaknya dia hafal vokal dan irama nya.
Dan sekarang, saya cukup download mp3 murotalnya saja tanpa animasinya.
Saya memutarnya sepanjang hari.
Kadang Syaima yang minta, “Ummi, aku mau suarakan kereta.”
Padahal hanya suara murotal tanpa gambar kereta, hihii.
Sekarang saya masih terus membiasakannya.
PR ummi setiap harinya adalah untuk memperdengarkan murotal terus setiap hari secara kontinyu.
Bahkan ketika dia tidur siang seperti sekarang ini.

  

#tantangan_hari_ke7
#kelasbunsayiip3
#game_level_3
#kami_bisa

You Might Also Like

0 komentar