Minimalist Living
Rabu, Januari 29, 2020Adakah yang tertarik atau sedang menjalani lifestyle Minimalist Living?
Saya termasuk orang yang suka dengan lifestyle ini.
Saya mulai memperhatikan barang-barang yang saya miliki ketika saya berusia sekitar 21 tahun.
Ketika itu, saya mulai bertanya kepada diri sendiri, kenapa aku beli ini? Kenapa aku punya barang ini? Kenapa aku menyimpan ini?
Hingga kemudian, saya mulai decluttering. Tapi.
Waktu itu saya tidak tahu menahu tentang decluttering atau minimalist living dan semacamnya.
Saya hanya merasa tidak nyaman dengan banyaknya barang di kamar kos yang hanya satu petak itu.
Lalu kebiasaan decluttering itu terus berlanjut.
Di awal masa itu, memang kurang efektif. Karena masih suka belanja dan tersandung diskon, walaupun di antara teman-teman, saya termasuk yang disiplin memilah keinginan dan kebutuhan.
Di awal menikah, saya dan suami hanya punya sedikit sekali barang.
Saya masih ingat betul ketika kami mengontrak rumah kecil yang bocor.
Semua barang-barang kami, dilokalisasi di satu kamar yang aman, dan muat!
Saya masih melanjutkan kebiasaan decluttering hingga sekarang.
Teman-teman atau tetangga saya mungkin akan menyadari bahwa gamis saya itu-itu saja, hehee.
Pun untuk barang-barang di dapur, secukupnya orang di rumah. Ketika ada tamu, saya pinjam ke tetangga (serius!), Alhamdulillaah rejeki punya tetangga baik-baik.
Kalau rumah penuh barang, rasanya sangat tidak nyaman sekali.
Favorit saya adalah rumah yang (walaupun kecil) terasa dan terlihat lapang, terang, banyak cahaya matahari masuk, rapi dan bersih.
Bukan berarti rumah saya tidak pernah berantakan.
Bukan pula rumah kami serapih para minimalist influencer.
Siang tadi pun saya baru berbenah bersama anak-anak. Dan berhasil membuang hampir satu ember besar (sekitar seukuran bak mandi besar) barang dan perintilan yang tidak terpakai (tapi tetep disimpan selama ini).
Untuk teman-teman yang tertarik dengan minimalist living, saya ingin merekomendasikan beberapa judul buku berikut ini.
0 komentar