Tentang Berfoto

Rabu, Januari 22, 2020



Kalau ada yang memperhatikan, pasti akan ngeh kalau saya ngga suka pepotoan.

Baik selfie, groufie, bahkan  dokumentasi.

Setiap kali ada kegiatan, sering saya kabur duluan sebelum sesi foto bersama atau dokumentasi.
Boro-boro foto di photobooth.

Ketika ada meet up dengan teman-teman pun, biasanya saya akan nyempil saja. Tapi seringnya sih tidak ikut foto.

Bahkan untuk foto dokumentasi, biasanya saya hanya akan setor foto yang itu lagi - itu lagi.
Karena ngga punya foto yang lain, plus ngga ikut foto bersama.

Selain saya tidak suka tayang di depan layar, ada Laki-laki yang tidak meridhoi kegiatan pepotoan, yap, Mas Bojo.

Pokoknya jangan poto-poto.

Beliau tidak suka kalau ada gambar istrinya dilihat orang.

Jangankan kasih ijin, motoin istrinya pun Beliau ini ga mau. Ngga mau.

Dulu kala, saya pernah ngambek ketika masih jadi new mom.

Bayangkan, di sosmed bertebaran foto-foto para Mamak Baru dengan baby-nya yang lucu-lucu. Gaya begini, gaya begitu.

Sebagai sesama new mom, siapa yang ngga kepingin difotoin juga.
Biar bisa di-aplot di sosmed dan ikutan eksis.

Eh, tapi Bapake malah cuek bebek, dimintai tolong pun jawabannya singkat, padat, tega.
"Buat apa sih.."

Hmmm...

Hingga kini, foto selfi berdua pun tak ada.

Dan sekarang saya sudah terbiasa dengan prinsip si Bapak, ga usah poto-poto.

Karena terbiasanya, malah jadi ikutan ngga nyaman kalau difoto.

Suami tidak mau gambar istrinya berkeliaran dimana-mana tak terjaga.

Itu belum termasuk pada pertanggungjawaban atas foto makhluk hidup.
(Ada yang melarang, ada yang membolehkan).

Referensi :
https://konsultasisyariah.com/24245-hukum-selfie.html
https://rumaysho.com/11199-maaf-istriku-bukan-jadi-konsumsi-umum.html
https://muslim.or.id/39374-saudariku-jangan-upload-fotomu.html

You Might Also Like

0 komentar