Memukul

Selasa, Januari 28, 2020

Suatu hari, sekitar satu setengah tahun yang lalu.

Ketika itu Syaima sedang "marah" secara mengejutkan dia memukul Abi sampai terdengar bunyi "Bugg".

Saya kaget, begitupun suami.

Karena kami tidak pernah sama sekali memukul Syaima atau pun melakukan adegan pukul-pukul.

Memukul is a Big Big No di keluarga kami.

Setelah menetralisir keadaan dengan cukup menguras energi, saya masih bertanya-tanya dari mana dia bisa memukul seperti itu.

Lalu saya temukan jawabannya keesokan harinya.

Ketika Syaima bermain dengan teman-teman nya, saya memperhatikan dari halaman rumah.

Kemudian saya lihat Syaima tidak sengaja menyenggol boneka teman nya.
Lalu dia segera menjauh.
Tapi si anak memukulnya.
Lalu ketika Syaima terus menjauh, si anak tetap mengikutinya sambil terus memukul nya walaupun banyak anak yang melarangnya.

Hmmm... Saya langsung meluncur ke TKP, mengamankan Syaima dan memberitahu si anak.

Esok harinya masih sama. Si anak masih terlihat memukul.
Tidak selalu kepada Syaima, tapi juga anak-anak lain.

Suatu hari saya mendapati si anak memukul anak yang lebih besar dengan batu, lalu si kakaknya melapor ke mamanya.
Tapi si anak langsung pasang air mata, yang kemudian disayang-sayang beberapa orang.

Duhh kecil-kecil sudah playing victim.

Lama-lama saya greget.

Huffffhh.. sulit dan super tricky ya mengendalikan masalah pertemanan.

Sering kita mendapati anak kita bermain dengan anak dari keluarga yang tidak satu frekuensi dengan keluarga kita.

Hingga berujung pada "tambal-menambal lubang" yang didapat dari teman mainnya.

You Might Also Like

0 komentar