Pengalaman yang Mahal

Jumat, Februari 28, 2020




Kaki yang jarang menjejak tanah..

Tanahnya ngga ada.

Keluar rumah, dikeramik.

Keluar pagar, disemen.

Ke jalan, dibeton.

Sepanjang gang, jalanan beton dengan kanan-kiri disemen sampai full.

Main di tanah tanpa alas kaki adalah kemewahan.

Ingin berkebun pun hanya bisa pakai pot.

Alhasil, pot saya bejibun. Dan stok tanah mengonggok di pojokan teras.

Kadang, ketika saya repoting (mengganti pot) atau memindahkan tanaman dari polybag ke pot, saya harus rela mengotori teras yang dikeramik.

Saat itu pula, anak-anak baru bisa bermain tanah dan berkotor-kotor-ria.

Mengaduk-aduk tanah yang disiram air.

Menyiprat-nyipratkan air kemana-mana.

Menyenangkan.

Tapi ya itu tadi. Langka. Mahal. Mewah.

Sampai-sampai, ketika mudik, Syaima selalu punya agenda bermain lumpur di tengah sawah.

Alhamdulillaah sawah orang tua saya ada tepat di belakang rumah.

Lalu kenapa sekeliling rumah kami dicor atau dibeton?
Hmm.. bagaimana lagi, kami di sini hanya menyewa.

Kalau ini rumah kami sendiri, tak kan rela aku membiarkan tanah sekeliling rumah tertutup rapat oleh beton.

You Might Also Like

0 komentar