Untuk Kelas Matriks
Kamis, Agustus 03, 2017
I've Finally found the place where I belong.
Pernah suatu hari seseorang bertanya tentang apa yang begitu aku inginkan.
Lalu ku jawab,
"aku ingin menjadi seorang ibu yang hebat".
Kemudian orang itu tertawa,
"cita cita kok pengin jadi ibu, jadi ibu itu kodrat, bukan keinginan".
Penyinyir will always nyinyir.
I don't mind.
Itu tidak mengubah keinginanku.
I don't mind.
Itu tidak mengubah keinginanku.
Di kemudian hari,
ada seseorang yang menanyakan hal yang senada.
ada seseorang yang menanyakan hal yang senada.
Saat itu aku sudah bekerja dengan gaji yang lebih dari cukup untuk kebutuhan ku.
Tapi aku memilih melanjutkan study.
Orang itu bertanya, "apa alasan kamu kuliah lagi ?".
Aku jawab, "Aku ingin menjadi ibu yang hebat. Perempuan itu sekolah pertama untuk anak-anaknya kan ? Jadi aku harus terus belajar".
Dia tersenyum simpul mendengar jawaban ku. Satu tarikan di ujung bibir yang masih aku ingat hingga kini.
Orang itu, sekarang dia suami ku.
Orang yang memimpin keluarga kecil ku, menempuh visi dan menjalankan misi.
Sejak dulu sekali, bahkan sebelum aku berpikir akan berkeluarga, aku sudah berazzam pada keinginan itu.
Bahwa suatu hari,
aku ingin menjadi ibu yang benar-benar ibu.
Ibu yang sesungguhnya.
Ibu yang mewujudkan sosok ibu seutuhnya.
aku ingin menjadi ibu yang benar-benar ibu.
Ibu yang sesungguhnya.
Ibu yang mewujudkan sosok ibu seutuhnya.
Saat itu, aku tidak tau istilah apa yang tepat untuk menyebut sosok seperti itu.
Sekarang, aku mengetahui sosok itu adalah sosok yang layak disebut ibu profesional.
Bergabung dengan IIP rasanya seperti aku menemukan kembali sesuatu yang hilang.
Like a somewhere I belong.
Lalu tetiba aku sudah berada di kelas matrikulasi.
Bersama perempuan-perempuan yang haus ilmu.
Perempuan-perempuan yang siap meng-up grade pribadi nya.
Perempuan-perempuan yang bahu membahu belajar untuk kebaikan diri nya dan keluarga nya.
Perempuan-perempuan pembelajar yang hebat dan menghebatkan.
Selama kelas matrikulasi,
rasanya seperti hidup ku diguyur air segar setelah kemarau panjang.
Sinaps-sinaps kembali berenergi, siap terkoneksi dan tumbuh lebih banyak lagi.
Banyak sekali ilmu yang telah mengendap terkubur dalam, kembali digali.
Digali dan diamalkan dalam bentuk nyata.
Pekan demi pekan.
Hidup ku kembali diposisikan ke jalur nya.
Lalu mulai ditata dan direncanakan untuk bersiap menyambut hari yang lebih baik.
Lebih baik dalam menjadi dan memanage diri sendiri.
Lebih baik saat menjalani peran menjadi seorang ibu dan istri.
Lebih peka kepada lingkungan sekitar.
Benar kata orang, belajar itu seperti minum garam di laut.
Semakin belajar, semakin kita sadar kita tidak tau apa apa dan ingin terus menggali dan mempelajari lebih banyak hal.
Kelas matrikulasi seperti gerbang yang membawa ku menuju apa yang selama ini aku inginkan.
0 komentar