Sepenggal Kisah Hijrah

Senin, Februari 03, 2020



Hijab World Day?

Saya baru mendengar istilah ini, atau mungkin tahun kemarin juga mendengar tapi tidak begitu memperhatikan.

Istilah hijab booming beberapa tahun ke belakang menggantikan istilah jilbab.
Padahal menurut para ahli (ustadz/ustadzah/orang yang berkompeten dalam bahasa dan syariat Islam), penggunaan kata jilbab lebih tepat daripada hijab.

Bisa Googling sendiri tentang penjelasan ini ya karena saya tidak begitu berkapasitas menjelaskannya.

Ngomong-ngomong tentang hijab, mengingatkan saya bagaimana awal mula Saya memakai jilbab.

Ketika itu saat baru masuk SMA ada pilihan seragam untuk mengenakan jilbab atau tidak mengenakan jilbab. Dan saya memilih seragam dengan jilbab.

Kemudian suatu hari saya membutuhkan sebuah kerudung lalu ibu saya yang membeli dan memilihkannya. Dan tanpa sengaja, Ibu saya memilihkan kerudung yang lebih lebar daripada kerudung pada umumnya.

Kemudian saya pun mengenakan kerudung tersebut tanpa perasaan apapun.

Dan satu hari ketika saya sedang mengenakan kerudung itu salah seorang kakak kelas Saya memanggil dan menawari saya untuk ikut bergabung bersama organisasi keislaman di sekolah.

Yes, seperti yang teman-teman juga organisasi tersebut adalah ROHIS.

Sejak bergabung dengan organisasi itu hidup saya seperti berubah. Jalan yang saya tapaki seperti terasa berbeda. Semangat hijrah ini pun terasa begitu membara.

Ya begitulah rasanya ketika hijrah-syndrome  menyapa. Semangatnya tak terkira. Termasuk semangat belajar syariat Islam begitu membara.
Ikut halaqah, menghadiri kajian menghadiri berbagai macam event dan semacamnya.

Hihii..

Tapi ternyata tak cukup sampai disitu ujian pun datang ketika saya mulai merantau.

Tidak ada teman seperjuangan. Sendiri sebatang kara.

Walaupun seteguh itu, tetap saja terkikis sedikit demi sedikit.

Bersyukur iman masih tertancap di dada.

Walaupun pakaian mulai berbeda, hati ini sama sekali merasa tak nyaman. Hati ini masih ingin berjalan lurus.

Alhamdulillaah, Allah masih berkehendak saya kembali baik. Semoga esok tak lagi berbelok.

Bersyukur ya masa sekarang. Gamis dan jilbab panjang bukan sesuatu yang sulit dicari. Tidak seperti 5 hingga 10 tahun yang lalu.

Meskipun begitu semangat itu terasa berbeda.
Karena hijab style yang sekarang banyak yang menganggapnya hanya sekedar trend.

Bahkan orang bercadar pun bukan lagi sesuatu yang spesial.

Saya ingat sekali di masa sekolah dulu. jika ada perempuan yang mengenakan rok baju panjang dan jilbab lempar plus kaos kaki, biasanya perempuan itu "sholihah". Agamanya baik, akhlaknya baik dan (biasanya) cerdas.

Kini siapa pun bisa mengenakan gamis panjang jilbab lebar dan bercadar.

Dengan segala kemudahan di masa sekarang, pakaian yang sama tidak menjadi tolok ukur bahwa manhaj sama.

Bisa jadi pakaiannya sama tetapi jalan beragamanya berbeda.

Jadi teman-teman, mari tengok kembali. Hijrah pakaian memang begitu mudah di masa sekarang.

Tapi ada yang lebih urgent dari itu. Yaitu mempelajari tauhid dan pondasi agama Islam lainnya.

Semangat ya teman-teman semoga Allah selalu membimbing kita.

You Might Also Like

0 komentar