Pengalaman Di Rumah Aja Selama Sebulan Lebih

Selasa, April 21, 2020



Hari ini, beberapa hari menjelang Ramadhan.

Sudah lebih dari satu bulan saya dan kita semua menjalani himbauan dari pemerintah untuk di rumah saja. Sebenarnya, itu tidak begitu berpengaruh bagi saya, karena toh selama ini memang saya pun sudah selalu di rumah saja.

Selain itu, kami memilih homeschooling sebagai jalur pendidikan anak-anak. Jadi, memang sudah terbiasa dengan belajar di rumah saja. Ketika keluarga lain sibuk beradaptasi dengan metode belajar remote schooling dan sibuk menyiapkan rumah sebagai lingkungan belajar, kami sudah terbiasa. Hehee.

Meskipun demikian, tetap saja kami pun terdampak efek dari himbauan dirumahsaja. Misalnya beberapa hal berikut ini.
Biasanya kami jalan pagi atau sekedar bersepeda dan mampir beli sarapan, sekarang sama sekali tidak.
Biasanya Syaima bermain bersama anak-anak tetangga di pagi atau sore hari, sekarang tidak bisa.
Biasanya kami suka berkeliling ke berbagai penjuru kota ini di Ahad pagi, sekarang tidaaakkk...
Pokoknya, semua kegiatan keluar rumah, sekarang ditiadakan. Hiks..

Alhasil, kegiatan kami pun hanya terbatas di dalam rumah, teras dan halaman super kecil.
Jadi, untuk menghibur Syaima yang tidak bisa keluar rumah, maka semua tugas keluar rumah didelegasikan kepada Syaima.
Dan dia senang sekali dong.

Misalnya saja tugas membuang sampah, menyiram tanaman di halaman, atau memanggil tukang ayam dan tukang roti.
Kadang, saya mengijinkan dia bermain hujan di jalan. Momen yang pas karena tidak ada orang, sepi, dan dia bebas lari ke sana ke mari.

Himbauan di rumah saja ini sangat mudah bagi saya karena saya memang tidak biasa keluar rumah, even ngobrol sama ibu-ibu gang. Tapi ini sesuatu yang berat bagi anak kami, Syaima. Karena dia sedang suka bermain di luar bersama teman-temannya. Bersepeda keliling blok. Lalu tiba-tiba harus di dalam rumah saja dan sama sekali tidak boleh keluar rumah. Hikshiks..
Keluar rumah pun sepi, tidak ada anak yang bermain seperti biasanya.

Salah satu yang saya lakukan adalah dengan mengeluarkan stok mainan motorik kasar. Seperti terowongan, kardus besar, puzzle lantai, hop ball, dan aneka macam lainnya.

Perintilan lain sih sudah biasa tersedia sejak sebelum masa ini dan idle untuk diakses kapan saja. Seperti kertas hvs, alat tulis, alat seni, stationary lainnya, buku-buku, mainan, edu toys dan lainnya. Semua sudah terbiasa saya sediakan di tempat masing-masing.

Salah satu efek positif dari pandemi ini adalah jadi banyak sekali sumber belajar online. Banyak printable bertebaran. Banyak kelas-kelas online. Dan aneka dukungan belajar lainnya yang bisa diakses secara online.

Kita tinggal pilah pilih mana sumber belajar yang sesuai dengan value keluarga kita masing-masing.

Sepertinya pandemi ini masih akan berlangsung, sementara bulan Ramadhan sudah di pelupuk mata.

Semoga Allah pertemukan kita pada Ramadhan. Semoga Allah menjaga dan melindungi aku, keluarga ku, kamu, keluarga mu, dan kita semua. Aamiin.

Selanjutnya saya jadi ingin post tentang mainan motorik kasar. Karena saya perhatikan, area ini tidak begitu diminati di masa sekarang, padahal motorik kasar sangat penting untuk tumbuh kembang anak.

See you on next post, insyaaAllaah.

You Might Also Like

0 komentar