Cerita tentang Pertama Kali Puasa Ramadan

Sabtu, April 25, 2020

Hari itu, tanggal satu Ramadan tahun 1441 hijriah atau tanggal 24 April 2018.




Sehari sebelumnya, Syaima sudah heboh ingin melihat hilal.
Hihii..
Dia mengira hilal bisa dilihat dengan mata telanjang karena selama ini dia bisa melihatnya di buku ataupun artikel dengan jelas.

Akhirnya, Ummi ambil kesempatan ini untuk menjelaskan moon phase dan mendongeng mengenai teropong bintang, observatorium, dan saudaranya.

Malam sebelumnya, Syaima sudah dikondisikan untuk bisa ikut sahur bersama Abi dan Ummi. Alhamdulillaah, tidak ada kendala saat dia dibangunkan untuk sahur.



Siangnya, kami membuat banner Ramadan untuk ditempel di dinding.
Sebenarnya ingin digantung seperti bunting banner, tapi kami tidak menemukan tali—ternyata talinya ada di kotak peralatan Abi—.
Banner sederhana yang saya buat secara dadakan, hihii..
Karena saya tidak menemukan printable yang sesuai dengan selera —kriteria—saya.



Selain itu, kami juga memasang Ramadan Chart untuk diisi sticker bintang yang sesuai dengan pencapaian puasa hari itu. Ada beberapa level.
Alhamdulillaah lancar, Berusaha lebih baik lagi, Penuh perjuangan, dan Lupa sahur.



Siang hari, dia murojaah bacaan iqro, sementara Ummi tilawah.

Beberapa kali Syaima berkata bahwa dia haus dan ingin minum. Tapi saya bisa mengalihkan perhatiannya dengan beberapa aktivitas lain.
Lalu, beberapa kali kemudian dia berkata lagi bahwa dia ingin minum dan dibuatkan Ovaltine. Saya hanya mengiyakan, tapi juga mengalihkan perhatiannya dengan kegiatan lain.

Hingga menjelang sore, pukul 14:53 Syaima akhirnya minum segelas air putih.

Yap, hanya satu gelas, setelah itu dia tidak minum lagi hingga berbuka. Alhamdulillaah.

Sore hari, Syaima sudah terlihat lemas, hihii..
Kasihan sebenarnya, saya memberitahunya bahwa akan dibuatkan Ovaltine, tapi nyuci piring dulu, masak dulu, hehee..

Hingga adzan maghrib berkumandang, Alhamdulillah Syaima hanya meneguk satu gelas air dan dia berhasil bertahan hingga berbuka. MaasyaaAllaah tabarakallaah.

Bagi Ummi, itu luar biasa.

Syaima bersemangat sekali berbuka dengan kurma palm frutt dan madu. Dia membaca doa berbuka dengan penuh senyum lebar.

Hari ke-2, yaitu siang tadi, Alhamdulillaah Syaima bisa bertahan hingga sore tanpa mengeluh lapar.
Meskipun masih sama seperti kemarin yaitu minum segelas air putih. Hehee..

Yang penting tetap semangat untuk berusaha berpuasa.

Bismillaah

You Might Also Like

0 komentar