Minimalist Living: Tantangan 5 Hari Decluttering

Jumat, Juni 26, 2020




Ini sebenarnya saya buat untuk memenuhi materi sebagai mentor dalam program mentorship Bunda Cekatan.

Saya membuat tantangan ini secara sederhana untuk teman-teman yang memiliki banyak fokus.

Ini sih, berdasarkan kebiasaan saya yang slow aja tidak bisa buru-buru.

Jadi tantangan ini memang mudah dan tidak begitu menyita energi maupun pikiran.

Slow living.

Sedikit demi sedikit, pelan pelan, yang penting konsisten.

Kita mulai dengan hari pertama.

Day 1:

Temukan alasan terkuat mu.
Tell me what are your reasons for wanting to organize and declutter?




Kalau perlu, tulis dengan cantik pada selembar kertas. Lalu pajang di spot yang sering terlihat.
Supaya anggota keluarga lain juga tahu, kenapa "Ibu kok belakangan agak sibuk ngurus rumah ya?".
Syukur-syukur anggota keluarga lain juga ikut ambil bagian.

-----

Day 2:

Pilih satu ruangan yang ingin di-declutter.
Lalu buat rincian titik-titik mana saja yang akan ditangani, apa yang akan dilakukan, dan apa yang diperlukan/dipersiapkan untuk membenahi area tersebut.




Saya pilih fokus pada salah satu ruangan dalam sekali jalan. Karena jika harus membereskan satu rumah dalam sekali waktu, bagi saya sendiri pasti tak akan sanggup.

Sanggup mungkin jika hanya berbenah saja. Tapi karena saya adalah ibu rumah tangga yang punya beberapa prioritas lain, maka saya pilih cara yang tidak terlalu menguras kewarasan. Hehee.

Pilih. Satu. Saja.

Biasanya dimulai dari kamar tidur atau dapur.

-----

Day 3:

Buat peta klasifikasi, akan diarahkan ke mana kah barang-barang yang akan di sortir?
Misal: Dipakai, Disimpan, Dibuang, Dijual, Didonasikan, Dihibahkan, atau kategori lain.




Sebelum mulai menyortir barang-barang, ada baiknya kita tahu lebih dulu, mau diapakan atau mau dikemanakan barang-barang tersebut nantinya.

Misalnya akan didonasikan, didonasikan kemana? Atau mungkin akan diberikan ke pemulung atau dijual ke tukang rongsok?
Atau mau dijual, dijual kemana? Dihibahkan ke siapa?

Ini supaya barang yang sudah kita pilah, tidak menjadi tumpukan clutter season 2. Hihii

Sudah dipilah, eh tak tahu mau diapakan, malah jadi tumpukan clutter lagi. Cuman beda tempat saja.

Jangan yaaaa...

-----

Day 4:

Siapkan kotak/wadah sebagai tempat untuk kategori-kategori yang sudah dibuat pada Day 3.




Kita bisa menggunakan wadah apa saja yang kita punya.

Wadah ini nantinya membantu kita untuk lebih mudah beberes.
Misal di Kotak "Disimpan", nanti akan lebih mudah kita susun dan atur saat membereskannya.
Adakan juga Kotak "Ragu-Ragu" atau kotak "Transit".
Kotak ini berfungsi sebagai tempat transit barang yang kita masih ragu apakah akan dipakai lagi atau akan dikeluarkan dari rumah.
Kotaknya sebaiknya tertutup dan diposisikan agak jauh dari jangkauan.

Misalnya ada suatu barang yang kita masih bingung, mau dibuang atau siapa tahu butuh lagi.
Nah, kita simpan di kotak transit ini.
Setelah beberapa minggu/bulan ternyata kita sama sekali tidak memakainya, berarti barang tersebut bisa keluar rumah.

Saya pakai tiga kotak. Satu di dapur, untuk barang-barang dapur. Satu untuk memilah pakaian. Satu lagi untuk mainan dan perintilan lainnya. Sekali lagi, sebelum dipilah ulang, biarkan dalam waktu lama.
Kalau ternyata lama ngga dipakai, berarti memang sebenarnya kita ngga butuh barang itu.

-----

Day 5:

Mari membuang!




Setelah kita bisa membuang satu benda pertama, biasanya kita akan lebih ringan untuk menyeleksi benda-benda lainnya.
Selain itu, dengan "skill" membuang ini, kita juga bisa menjadi lebih selektif ketika berbelanja atau ingin "memasukkan" barang ke rumah.

Inilah tips singkat dan santai decluttering ala saya. Semoga bermanfaat. Jika masih ada yang membingungkan, jangan sungkan tanya-tanya. Bisa tanya ke saya, atau kepada minimalist lain.

Wallahu a'lam

You Might Also Like

0 komentar