Ketika Anak Belajar Mengaji [We're not in a rush #1]

Selasa, Mei 12, 2020



Pernahkah buibu ditanya "anaknya sudah bisa baca Al-Qur'an?" atau "anaknya sudah iqro berapa?" atau pertanyaan senada?

Aku pernah, beberapa kali.

Mungkin mereka berekspektasi aku akan memberikan jawaban grade tinggi. Hehee..
Kala itu, ku jawab bahwa Syaima masih iqro jilid dua.

Ya ampun, baru jilid dua? Anak usia 5 tahun baru jilid dua??
Apalagi ini anak homeschooling lho!

Sekarang, Syaima sudah di jilid 4. Yap, ketika teman-teman sebayanya sudah jilid 6 atau bahkan sudah khatam iqro, dia masih menikmati jilid rendah.

Hmm.. begitulah.
Karena prioritas kami bukan pada kecepatan mencapai finish.
Kami ingin Syaima bisa membaca huruf Hijaiyah dengan baik dan benar. Ada kalanya satu halaman diulang.

Tapi tidak pernah sekali duduk atau sekali pertemuan belajar lebih dari satu halaman.
Yang terpenting adalah bacaannya benar. Ya, benar.

Bahkan suami belum mengijinkan Syaima untuk mulai menghafal Al-Qur'an.
Duh, mungkin ini terdengar sangat tidak keren.

Suami baru akan memberi ijin hafalan ketika nanti Syaima sudah fasih melafalkan huruf demi huruf Hijaiyah.

Memang ini sedikit menantang. Huruf Hijaiyah tidak seperti huruf skrip/latin biasa dimana a diucapkan a, b diucapkan b, dan seterusnya. Pun tidak seperti alfabet dalam bahasa Inggris yang pengucapannya berbeda, tapi tidak memerlukan teknik tertentu.

Ketika belajar bahasa Arab (Hijaiyah), kita pasti akan bertemu dengan yang namanya makhraj huruf.
Nah, makhraj huruf ini yang cukup sulit dipelajari kebanyakan orang Indonesia termasuk saya dan Syaima.

Goals yang kami canangkan dari belajar iqro adalah selain tau huruf Hijaiyah, bisa membaca dan menulis huruf Hijaiyah, juga bisa menguasai makhrajnya.

Hingga kelak ketika dewasa, dia tidak perlu belajar lagi dari nol, tapi cukup murojaah dan bisa lebih mudah dalam membaca Al-Qur'an dengan benar.

Berapa banyak dari kita yang kesulitan setengah mati belajar tahsin? Karena sudah terlanjur mengucapkan dengan pelafalan yang salah sejak kecil. Aku pun merasakannya.

Di saat anak seusianya sudah berlomba-lomba hafalan surat ini dan itu, Syaima hanya hafal potongan ayat dan hadits yang dia dengar dari video dan radio atau yang dia baca di buku.
Di saat anak lain sudah hampir selesai iqro, dia masih enjoy slowly learning.

Aku pernah bertanya kepada seorang anak, dia berkata dia sudah jilid 4 waktu itu, tapi ternyata dia masih belum lancar jilid 2. Pilu...

Gambar dari akun FB Ainun Jauzah (kalau tidak salah)


Kalau bisa, ingin ku sampaikan kepada para emak di mana pun berada, perhatikan lagi bacaan anak, sebelum akhirnya mereka terbiasa dengan pelafalan yang salah.

Kalau kita tidak bisa mengajar, kita bisa mencarikan guru yang tepat.

Semoga kita semua diberi kemudahan dalam belajar dan mempelajari Al-Qur'an. Aamiin.

You Might Also Like

0 komentar