Mencuci Ramah Lingkungan : Eco-Friendly Laundry - Part 1

Rabu, Juli 18, 2018


A. LIMBAH DETERGEN


Detergen adalah campuran berbagai bahan yang terbuat dari turunan minyak bumi, yang digunakan untuk membantu pembersihan. Apabila dibandingkan dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.


Hal pertama yang terpikirkan untuk mencuci pakaian tanpa menimbulkan sampah biasanya adalah menghindari detergen yang dibungkus dengan plastik. Jadi fokusnya ke packaging.


Padahal, alasannya bisa jauh lebih dalam dari itu.


Kalau hanya masalah packaging, tentu bisa memilih produk pencuci pakaian yang less packaging atau menggunakan kemasan yang bisa di-reuse atau recycle. 


Namun, ternyata kebanyakan produk deterjen komersial ada yang masih kurang ramah lingkungan dan mengandung bahan kimia yang bila digunakan secara terus menerus dan massive serta dalam jumlah yang tidak mampu ditolerir, maka dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan. Selain itu, pada kondisi tertentu dapat juga membahayakan dan mengganggu makhluk hidup di sekitarnya.


Terhadap kesehatan, beberapa jenis bahan dalam detergen dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan berbahaya bila terhirup.


Apa saja bahan penyusun detergen yang dimaksud? Diantaranya adalah sebagai berikut :


1. Surfaktan yang merupakan zat aktif detergen yang dapat melarutkan kotoran. Contohnya : Nonlphenol ethoxylate atau NPE (dapat mengiritasi kulit dan sistem syaraf), linear alkyl benzene sulfonates atau LAS (karsinigenik).


2. Builder (pembentuk), berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Contohnya : fosfat seperti STPP yang dapat memicu eutrofikasi, Sodium lauryl sulfate (SLS) dapat mengubah sistem imun (kekebalan) dan  Sodium laureth sulfate (SLES) yang bersifat karsinigenik.


3. Aditif yaitu bahan tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dll. Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).


Selain itu, keberadaan busa-busa di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab menurunnya oksigen terlarut di dalam air karena menutupi kontak air dan udara. Hal tersebut dapat menyebabkan organisme air kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian ☝🏼


Referensi lebih lengkap bisa dilihat di gambar di bawah ya.




Lalu bagaimana solusinya? 


Kita bahas next, insyaaAllaah.


Salam spark joy ✨


- Komunitas Konmari Indonesia -

*dari berbagai sumber


#PlasticFreeJulyIndonesia

#MenataDiriMenataNegeri

You Might Also Like

0 komentar