ReBlog #4 : Kajian Berkelana ke Alam Kubur

Jumat, September 22, 2017

Resume Kajian

Tema : "Berkelana ke Alam Kubur"
Pemateri : Ustadz Abu Haidar As-Sundawy
Tanggal : 01 Muharram 1439H
Tempat : Masjid Raya Peruri Teluk Jambe, Karawang

Alam kubur,
perkara ini adalah perkara yang ghaib, segala sesuatu tentangnya kita hanya harus percaya kepada Al Qur'an dan Sunnah dan tidak boleh percaya kepada selain itu karena hanya Allaah yang mengetahui segala sesuatu yang ghaib,lalu Allah menghendaki kepada para Rasul-Nya agar dapat mengetahui hal yang ghaib lalu memberitakan kepada umatnya.
Sebagaimana firman Allaah 'azza wa jalla
 "مَا كَانَ اللّٰهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلٰى مَاۤ اَنْـتُمْ عَلَيْهِ حَتّٰى يَمِيْزَ الْخَبِيْثَ مِنَ الطَّيِّبِ  ؕ  وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَ لٰكِنَّ اللّٰهَ يَجْتَبِيْ مِنْ رُّسُلِهٖ مَنْ يَّشَآءُ ۖ  فَاٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ ۚ  وَاِنْ تُؤْمِنُوْا وَتَتَّقُوْا فَلَـكُمْ اَجْرٌ عَظِيْمٌ"
"Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman sebagaimana dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia membedakan yang buruk dari yang baik.
Allah tidak akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang gaib, tetapi Allah memilih siapa yang Dia kehendaki di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu, berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Jika kamu beriman dan bertakwa, maka kamu akan mendapat pahala yang besar."
[QS. Ali 'Imran: Ayat 179]

✔Hal-hal yang harus kita ketahui tentang Alam kubur.

1. Alam kubur bukanlah kuburan.
Alam kubur adalah alam ghaib yang kita belum tahu tentang itu. Dan alam kubur tidak bisa dilihat dari keadaan di kuburan, karena jika melihat hanya dari keadaan kuburan, lalu bagaiman dengan orang yang mati tidak dikubur seperti orang yang mati dimakan hewan buas dan sebagaimana?. Tentu semua manusia yang mati akan merasakan alam kubur meskipun tidak dikubur. Hal ini lah yang menjadi alasan bahwa alam kubur tidak bisa diliat hanya dari keadaan di kuburan.

2. Alam kubur adalah alam yang paling mengerikan.
Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan Khalifah kaum muslimin yang ketiga Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu.
Jika melihat perkuburan beliau menangis mengucurkan air mata hingga membasahi jenggotnya.
Suatu hari ada seorang yang bertanya:
تذكر الجنة والنار ولا تبكي وتبكي من هذا؟
“Tatkala mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis, mengapa engkau menangis ketika melihat perkuburan?” Utsman pun menjawab, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه
“Sesungguhnya liang kubur adalah awal perjalanan akhirat. Jika seseorang selamat dari (siksaan)nya maka perjalanan selanjutnya akan lebih mudah. Namun jika ia tidak selamat dari (siksaan)nya maka (siksaan) selanjutnya akan lebih kejam.” (HR. Tirmidzi, beliau berkata, “hasan gharib”. Syaikh al-Albani menghasankannya dalam Misykah al-Mashabih).

3. Alam kubur adalah alam yang paling gelap.
Itu adalah awal dari alam kubur. Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ – أَوْ شَابًّا – فَفَقَدَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ عَنْهَا – أَوْ عَنْهُ – فَقَالُوا مَاتَ. قَالَ « أَفَلاَ كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِى ». قَالَ فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا – أَوْ أَمْرَهُ – فَقَالَ « دُلُّونِى عَلَى قَبْرِهِ ». فَدَلُّوهُ فَصَلَّى عَلَيْهَا ثُمَّ قَالَ « إِنَّ هَذِهِ الْقُبُورَ مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا وَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلاَتِى عَلَيْهِمْ ».
Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa seorang wanita hitam -atau seorang pemuda- biasa menyapu masjid Nabawi pada masa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendapatinya sehingga beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakannya. Para sahabat menjawab, ‘Dia telah meninggal’. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?’ Abu Hurairah berkata, ‘Seolah-olah mereka meremehkan urusannya’.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tunjukkan kuburnya kepadaku’. Lalu mereka menunjukkannya, beliau pun kemudian menyalati wanita itu, lalu bersabda, “Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi kegelapan bagi para penghuninya, dan sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala menyinarinya bagi mereka dengan shalatku terhadap mereka.” [HR. Bukhari, Muslim, dll].
Dan hadits ini menjadi dalil boleh nya mensholatkan jenazah dua kali dan bolehnya menyolati jenazah yang sudah sudah di kuburkan.

4. Merasakan sakit fisik yang tidak ada bandingannya di dunia.
Semua orang yang mati akan merasakan himpitan kubur walaupun orang itu tidak memiliki dosa. Meskipun orang itu adalah orang yang sangat soleh di dunia ini bahkan sangat terkenal di langit,yaitu sahabat Sa'ad bin Muadz.
diriwayatkan dari Ibn Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
هَذَا الَّذِى تَحَرَّكَ لَهُ الْعَرْشُ وَفُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَشَهِدَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ فُرِّجَ عَنْهُ
Inilah yang membuat ‘arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur), akan tetapi kemudian dibebaskan.” [Dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah ; Lihat Misykâtul Mashâbîh 1/49; Silsilah ash-Shahîhah, no. 1695]
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً وَلَوْ كَانَ أَحَدٌ نَاجِياً مِنْهَا نَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ
Sesungguhnya kubur memiliki himpitan yang bila seseorang selamat darinya, maka (tentu) Saad bin Muâdz telah selamat. [HR. Ahmad, no. 25015; 25400; Dishahihkan oleh Syaikh al-Albâni di dalam Shahîhul Jâmi’ 2/236]
Himpitan kubur akan menimpa semua orang, termasuk anak kecil atau hayi yang memiliki dosa. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَوْ أَفْلَتَ أَحَدٌ مِنْ ضَمَّةِ الْقَبْرِ لَنَجَا هَذَا الصَّبِيُّ
Seandainya ada seseorang selamat dari himpitan kubur, maka bocah ini pasti selamat [Mu’jam ath-Thabrani dari Abu Ayyub Radhiyallahu anhu dengan sanad shahih dan riwayat ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jâmi, 5/56]
Bagaimana dengan kita?yang mungkin kita ini masih sering bermaksiat kepada Allaah. Mungkin kita akan mendapatkan himpitan yang lebih dahsyat.
5. Fitnah kubur.
Di alam kita akan didatangi oleh malaikat munkar dan nakir yang sangat sangat menyeramkan, berwarna hitam kebiru-biruan.
Ini sesuai dengan hadits dalam Sunan Abi Dawud, dari hadis Al-Baraa’ bin ‘Aazib radiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
“Kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam untuk melihat jenazah seorang lelaki Anshar, kami pun tiba di tanah penguburan. Ketika lubang lahad telah dibuat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun duduk, lalu kami ikut duduk di sekitarnya. Kami diam, seakan-akan di atas kepala kami ada burung (sedang hinggap). Saat itu beliau memegang sebatang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah, lalu beliau mengangkat kepalanya dan bersabda:
اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
“Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau mengucapkannya dua atau tiga kali. Demikanlah tambahan dalam hadis Jarir.
Beliau melanjutkan:
وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ حِينَ يُقَالُ لَهُ: يَا هَذَا، مَنْ رَبُّكَ وَمَا دِينُكَ وَمَنْ نَبِيُّكَ؟ ” قَالَ هَنَّادٌ: قَالَ: ” وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟فَيَقُولُ: رَبِّيَ اللَّهُ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: دِينِيَ الْإِسْلَامُ، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ ” قَالَ: ” فَيَقُولُ: هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَيَقُولَانِ: وَمَا يُدْرِيكَ؟ فَيَقُولُ: قَرَأْتُ كِتَابَ اللَّهِ فَآمَنْتُ بِهِ وَصَدَّقْتُ
“Benar-benar si mati tersebut akan dapat mendengar hentakan kasut mereka tatkala berlalu pulang; yakni ketika ditanyakan kepadanya, “Wahai engkau ini, siapa Rabbmu?” “Apa agamamu?” “Dan siapa Nabimu?”
Hannad (salah seorang perawi hadis ini) menyebutkan; Nabi bersabda, “Lalu ada dua malaikat mendatanginya seraya mendudukkannya. Malaikat itu bertanya, “Siapa Rabbmu?” yang ditanya pun menjawab, “Rabbku adalah Allah.” Malaikat itu bertanya lagi, “Apa agamamu?” dia menjawab lagi, “Agamaku adalah Islam.” Malaikat itu bertanya lagi, “Siapa lelaki yang diutus kepada kalian ini?” dia menjawab, “Dia adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.” Malaikat itu bertanya lagi, “Apa yang engkau ketahui?” dia menjawab, “Aku membaca Kitab Allah, aku beriman dengannya, dan aku membenarkannya.”
Dalam hadis Jarir ditambahkan, “Maka inilah makna firman Allah ‘Azza wa Jalla:
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman…” hingga akhir ayat. Surah Ibrahim, 14: 27.

Kemudian kedua perawi sepakat pada lafaz, “Beliau bersabda:
فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ الْجَنَّةِ ” قَالَ: «فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا» قَالَ: وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ
“Kemudian ada suara dari langit yang berseru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di Syurga, bukakan baginya pintu-pintu Syurga dan berikan kepadanya pakaian Syurga.” beliau melanjutkan:
“Kemudian didatangkan kepadanya wangi-wangian Syurga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.”
Beliau melanjutkan:
«وَإِنَّ الْكَافِرَ» فَذَكَرَ مَوْتَهُ قَالَ: ” وَتُعَادُ رُوحُهُ فِي جَسَدِهِ، وَيَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُجْلِسَانِهِ فَيَقُولَانِ: لَهُ مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ لَهُ: مَا دِينُكَ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيَقُولَانِ: مَا هَذَا الرَّجُلُ الَّذِي بُعِثَ فِيكُمْ؟ فَيَقُولُ: هَاهْ هَاهْ، لَا أَدْرِي، فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ: أَنْ كَذَبَ، فَأَفْرِشُوهُ مِنَ النَّارِ، وَأَلْبِسُوهُ مِنَ النَّارِ، وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى النَّارِ
“Jika yang meninggal adalah orang kafir, maka ruhnya akan dikembalikan kepada jasadnya. Ketika itu datanglah dua malaikat seraya mendudukkannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Siapa Rabbmu?” dia pun menjawab, “Hah, hah, hah. Aku tidak tahu.” Malaikat itu bertanya lagi, “Apa agamamu?” dia menjawab, “Hah, hah. Aku tidak tahu.” Malaikat itu bertanya lagi, “Siapa lelaki yang diutus kepada kalian ini?” dia menjawab, “Hah, hah. Aku tidak tahu.” Setelah itu terdengar suara dari langit:
“Dia telah berdusta. Berilah dia hamparan permadani dari Neraka, berikan pakaian dari neraka, dan bukakanlah pintu-pintu neraka untuknya.”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melanjutkan:
«فَيَأْتِيهِ مِنْ حَرِّهَا وَسَمُومِهَا» قَالَ: «وَيُضَيَّقُ عَلَيْهِ قَبْرُهُ حَتَّى تَخْتَلِفَ فِيهِ أَضْلَاعُهُ» زَادَ فِي حَدِيثِ جَرِيرٍ قَالَ: «ثُمَّ يُقَيَّضُ لَهُ أَعْمَى أَبْكَمُ مَعَهُ مِرْزَبَّةٌ مِنْ حَدِيدٍ لَوْ ضُرِبَ بِهَا جَبَلٌ لَصَارَ تُرَابًا» قَالَ: «فَيَضْرِبُهُ بِهَا ضَرْبَةً يَسْمَعُهَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ فَيَصِيرُ تُرَابًا» قَالَ: «ثُمَّ تُعَادُ فِيهِ الرُّوحُ»
“Kemudian didatangkan kepadanya panas dan baunya neraka. Lalu kuburnya disempitkan hingga tulangnya saling berhimpitan.”
Dalam hadis Jarir ditambahkan; beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
“Lalu dia dibelenggu dalam keadaan buta dan bisu. Dan baginya disediakan sebatang pemukul dari besi, sekiranya pemukul itu dipukulkan pada sebuah gunung nescaya gunung itu akan hancur menjadi debu.” Beliau melanjutkan:
“Lelaki kafir itu kemudian dipukul dengan pemukul tersebut sampai suaranya dapat didengar oleh semua makhluk; dari hujung timur hingga hujung barat kecuali ats-tsaqalain (yakni jin dan manusia) hingga dia menjadi debu.” Beliau meneruskan penjelasannya:
“Setelah itu, ruhnya dikembalikan lagi.”.” (Sunan Abi Dawud, no. 4753. Bab: Pertanyaan dan Adzab Kubur)
Karena itulah malaikat munkar dan nakir disebut fitnah kubur. Dan perlu kita ketahui bahwa jawaban jawaban kita di alam kubur bukanlah soal hafalan kita didunia akan tetapi sesuai kita didunia mentaati Allaah dan Rasul-Nya ataukah tidak. Adapun orang yang tidak mendapati fitnah kubur ialal orang yang mati syahid.
an-Nasâ’i rahimahullah meriwayatkan dalam Sunan-nya bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Ya Rasûlullâh, mengapa kaum Mukmin diuji dalam kubur kecuali yang mati syahid?” Beliau menjawab, “Cukuplah baginya ujian kilatan pedang di atas kepalanya.” [Dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah. Lihat Shahîhul Jâmi’ 4/164

Kiat agar kita dapat menjawab fitnah kubur dan selamat adalah istiqomah di agama yang lurus walaupun banyak fitnah menghadang.

✅ Rincian adzab kubur.
Banyak yang menyangkal adanya adzab kubur karena mendahulukan logikanya daripada Al Qur'an dan Sunnah.
contohnya menganggap alam kubur adalah kuburan dan salah menafsirkan surat. Mereka beralasan bahwa setelah membongkar kuburan,mereka tidak melihat sama sekali apa yang diberitakan oleh dalil-dalil atau hadit-hadits yang shahih. Mereka semua tidak mempercayai apa yang di luar jangkauan ilmu atau logika mereka. Mereka mengira bahwa penglihatan mereka dapat melihat segala sesuatu dan pendengaran mereka dapat mendengarjan segala sesuatu, padahal kita saat ini telah mengetahui beberapa rahasia alam yang oleh penglihatan dan pendengaran kita tidak dapat menangkapnya,karena ini tidak ada apa-apanya.
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allaah Subhanahu wa Ta’ala akan membenarkan berita-Nya.
Di dalam al-Qur’ân terdapat isyarat-isyarat yang menunjukkan adanya adzab kubur. Antara lain adalah Firman Allâh Azza wa Jalla tentang Fir’aun dan kaumnya :
وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ ﴿٤٥﴾ النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا ۖ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (dikatakan kepada malaikat), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras”. [al-Mukmin/40: 45-46]
Semoga Allaah beri kita kemudahan untuk menajawab pertanyaan di alam kubur dan menyelamatkan kita dari adzab kubur sehingga kita menjadi orang yang mengharapkan datangnya hari kiamat karena telah Allaah perlihatkan kepada kita suasana nikmatnya surga saat di alam kubur. aamiin
Wallaahu A'lam
ditulis oleh Abu Usamah Agusti Tresno


You Might Also Like

0 komentar