Reblog #3 : Menumbuhkan Fitrah Keimanan pada Buah Hati

Senin, September 18, 2017


Menumbuhkan Fitrah Keimanan pada Buah Hati

Oleh Bunda Euis

Masih terngiang2 kata bapak baik hati yg mengantar kami ke stasiun tawang tempo hari...
"Mumpung anak masih kecil, jangan sampai salah seperti saya ya.
Anak pertama usia 22 thn hafal 18 juz.
Anak kedua dan ketiga semua hafidz dan hafidzah.
Tuntas 30 juz.

Tapi ...

saya sedih karena untuk sholat saja mereka masih diingatkan dan disuruh. Saya menangis saat saya baru sadar bahwa ada yg terlewat kala itu."
"Fitrah keimanan yg harusnya ditanam di 7 tahun pertama hidupnya ternyata lupa saya kawal lebih ketat dan belum tuntas.
Dan sekarang kami harus "restart" dari awal untuk mengulang proses yg terlewat".

--------------------------------------------

Hmm...
Jazakumullah khairan katsira nasehat berharganya pak...
Salah satu yg saya dapat saat ikut workshop home education based fitrah and akhlak di semarang bersama ust Harry adalah ttg fitrah keimanan.
Fitrah yg wajib terkawal oleh setiap orang tua di 7 tahun awal kehidupan ananda.
Bagaimana tekhnisnya?
Bangun atmosfer keshalihan, munculkan keteladanan dan bangun imaji positif tentang Allah.
Perbanyak cerita dan diskusi bahwa Allah itu keren, Allah itu baik, Allah itu hebat, Rasulullah itu hero and idol dan Islam itu wow banget.
Butuh kejelian orang tua untuk menumbuhkan fitrah ini.
Mencoba membelokkan smua pembicaraan dan setiap aktivitas ananda ke wilayah tauhid.
Beberapa yg sudah coba kami biasakan ke anak2 seperti ini.
1. Misal di status kemarin, pas si adek farisah hujan2.
Kita arahkan obrolan, siapa yg menciptakan hujan.
Kita arahkan bahwa Allah hebat ya.
Jadi pas kondisi senang spt ini masuk value bahwa Allah itu hebat bisa bikin hujan.
Gak hanya ttg hujan, misal pas dia ecxited liat kambing, pas heboh maen pasir, saat tercengang lihat bulan dsb.
Arahkan semua ke diskusi2 tauhid.
2. Saat makan dg menu agak spesial dan keliatan mereka seneng banget saat itu, kita masukkan obrolan, "Ini kita dikasih rejeki sama allah mangkanya bisa beli makanan ini. Bilang apa sama Allah?"
3. "Are you happy ?" Kalimat ini menjadi santapan sehari2 di rumah kami.
Tak hanya ayah bunda saja yg tanya ke dua krucil, tp habbitnya sudah nular ke adek fa yg tanya ke kakaknya. "Are you happy kakak?"
Hampir slalu jawabannya : Yes i'm happy, yes of course, dan sejenisnya.
Kalau sdh gitu akan dilanjutkan ke kalimat berikutnya : Bilang apaaa?
Dengan wajah ceria dan senyum sumringah mereka bilang "thank you Allaaah".
Yup, kami ingin menanamkan kepada mereka bahwa happy-nya kita karena Allah. Karena Allah baik.
4. Setiap kami belikan sesuatu untuk 2 krucil, kami selalu bilang, ini hadiah dari Allah.
Bilang apa?
"Thank you ya Allaaah, thank you ayah bunda"
Membiasakan mengucapkan terima kasih dulu ke Allah sbg sumber datangnya rizki dan nikmat.
5.  Salah satu SOP doanya kakak tsabita stlh habis sholat seperti ini :
"Ya Allah, aku minta mobil pink, ke rumah Allah sama uang yg banyak ya buat infak.
Trus yg sdh dicentang : kupu2 pink (jepit rambut), lampu bintang, sepeda pink, sepatu lari pink.
Makasi ya Allaaaaah".
Kebiasaan mengungkit2 hadiah dari Allah kami yakini bs menanamkan kecintaan lbh dalam kepada allah. Sama lah spt klo kita terus mengingat2 kebaikan org lain pd kita.
6. Saat mereka melakukan kesalahan, misal 2 krucil bertengkar, diskusi yg coba kami bangun masih seputar wilayah tauhid.
Adek, maaf, seperti itu sholihah tidak? | Tidak | bilang apa? | Maaf ya Allah, maaf kakak.. 
Yup, mereka minta maaf dulu ke Allah sebelum minta maaf ke mereka yg dibuat sedih.
Hmm,, apalagi ya? Intinya menjadi tantangan para ortu untuk mengarahkan semua obrolan dan setiap aktivitas ke wilayah tauhid.
Termasuk obrolan dg adek farisah tempo hari tentang "ngupil". Malam kmrn malah ngobrol ttg "eek".
Adek fa : eek ku anyak unda
Bunda : oh ya? Banyak ya? Bau gak?
Adek fa : au anget *bau banget
Bunda : hbs eek enak ya perutnya?
Adek : iya
Bunda : Alhamdulillah ya bs eek. Klo gbs eek ntar perutnya sakit.
Adek : iya anyak kuman.
Bunda : bilang apa dong sama allah krn adek bs eek?
Adek : thank you ya allaaaah..
Ust Harry menambahkan kalau ada anak yg tanya Allah itu punya kaki atau gak, Allah itu makan atau gak, dan pertanyaan2 sejenisnya, maka itu bisa jadi tanda bahwa PR kita untuk membangun fitrah keimanan masih belum tuntas.
Perlu dikawal lagi.
Kalo sudah cinta notok jedok, gak mungkin muncul pertanyaan2 itu.
Adab sebelum ilmu. Dan salah satu bagian adab yakni CINTA.
Oya satu lagi masih seputar menumbuhkan fitrah keimanan, di usia ini Ust Harry menambahkan tunda dulu pembicaraan seputar dosa, neraka, kiamat, perang2an, dajjal dan sejenisnya.
Tema itu baik, tapi ada fasenya, namun ada waktunya.
Tidak sekarang, bukan di fase 0 - 7 thn.
Fokus saja bangun imaji positif ttg Allah. Bahwa Allah itu hebat, Allah itu keren, RosuluLLaah itu baik dan Islam itu wow. Ttg indahnya surga, asyiknya dapat pahala. Intinya sampe mereka "ngeces ngiler-ngiler".
#fokuskurikulumsesuaiusia
#homebasededucation
#simpencatatan


Graha Istiqomah, 14 Oktober 2016.
Sumber : bundaeuis.wordpress.com

You Might Also Like

0 komentar